TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI
DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Sebuah Tinjauan Pemikiran Politik
Dosen : Junaidi Idrus S.Ag., M.Hum
NAMA : Machfudz Nasrulloh
NIM : 11.11.4947
KELAS : 11-S1TI-05
JURUSAN : S1 Teknik Informatika
DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Sebuah Tinjauan Pemikiran Politik
Dosen : Junaidi Idrus S.Ag., M.Hum
NAMA : Machfudz Nasrulloh
NIM : 11.11.4947
KELAS : 11-S1TI-05
JURUSAN : S1 Teknik Informatika
SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas rahmat Alloh Yang Maha Esa, makalah tentang “TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA” telah selesai disusun. Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu syarat mata pendidikan agama dan sebagai tugas akhir penelitian pengganti UAS yang berisi tentang masalah yang dihadapi dalam menyapaikan pendidikan agama pada perguruam tinggi dan beberapa solusinya. Terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu bpk Junaidi Idrus, S.Ag, M.Hum selaku dosen mata kuliah agama yang sudah memberi pentunjuk & pemaparan juga penjelasan tentang pembuatan makalah ini. Dan kepada para narasumber yang telah berperan besar dalam penyusunan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
Demikian kata pengantar dari kami, atas perhatianya kami ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan berasal dari kata “didik” yang artinya mengajar sedangkan pendidikan dapat kita artikan sebagai pengajaran atau lebih tepatnya belajar mengajar yang dilakukan oleh orang yang diberi pengajaran dan orang yang mengajar. Dalam arti luas diterangkan sebagai pemberian suatu ilmu atau pengalaman dari orang yang mempunyai ilmu ke orang yang menerima ilmu tersebut, jadi pendidikan tidak harus dalam kontek sekolah, kuliah tapi juga dalam konteks keseharian seperti orang tua memberi pendidikan kepada anak tentang cara makan yang benar.
Dan fungsi pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TUHAN Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan agama secara tern “agama” eksistensinya dalam masyarakat agama sudah sudah begitu populer, namun sulit dirumuskan pengertianya. Ahli tafsir indonesia quraisy shihab misalnya mengatakan bahwa agama sebagai sebuah tern yang relatif mudah diucapka tapi sulit diartikan. Namun pada pendapat lain misalnya pendapat menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia agama adalah aturan atau tatacara hidup manusia dalam hubunganya dengan tuhan dan sesamanya. Jadi agama berupa keyakinan dalam diri hati manusia atau individu yang dimiliki karena adanya keyakinan terhadap tuhan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama adalah proses penyampaian pengalaman atau ilmu kepada suatu yang diberi ilmu atau suatu objek baik melalui pengajaran formal atau non-formal yang berupa ilmu tentang keyakinan terhadap tuhan dan tatacara untuk mndekatkan diri kepada tuhanya.
B. Pengertian Karakter Bangsa
Karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang artinya cetak biru, format dasar, sidik, sperti, dalam sidik jari. Dalam pendapat lain karakter dapat dipahami sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu saja atu telah ada begitu saja, atau sebagai tingkat kekuatan melalui seorang individu atau kelompok dalam dalam menguasai kondisi tertentu. Suatu karakter dapat dilihat dari sesuatu yang sedang dikerjakan jadi karakter seseorang terlihat jika sedang melakukan sesuatu, misal jika sedang sepak bola, karakter pemain bisa terlihat jika sedang bermain misal karakternnya menyerang terus, contoh lain dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang karakternya tidak bisa diam, crewet, terus keras kepal, hal tersebut terlihat dari kelakuanya sehari-hari.
Sedangkan Menurut Rawink, bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu pada satu wilayah dan memunyai keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan terletak dalam geografis tertentu. Suatu bangsa biasanya mempunyai ciri khas tersendiri tergantung masyarakat yang mendiaminya, ciri khas tersebut dapat berupa kebiasaan atau adat, dapat berupa sikap yang diperlihatkan, tingkah laku atau cara berpenampilan dan lain-lain.
Jadi karakter bangsa adalah hal yang menonjol yang menandakan ciri khas suatu kelompok atau bangsa berupa kebiasaan, adab, tingkah laku dan sifat kebanyakan dari masyarakat tersebut dalam melakukan atau memperlakukan sesuatu. Sebagai contoh yang sering kita tau karakter bangsa indonesia adalah ramah, suka gotong royong, halus, pantang menyerah. Hal tersebut terlihat karena kebanyakan masyarakat indonesia mempunyai krakter tersebut dalam melakukan atau memperlakukan sesuatu atau seseorang. Jadi karakter suatu bangsa tergantung dari karakter kebanyakan masyarakatnya.
C. Hubungan Antara Pendidikan Agama Dengan Karakter Bangsa
Jika kita mendengar kata pendidikan, apa yang pertama terlinntas pada pikiran kita? Pastinya ilmu, pelajaran, sekolah kan?lalu apa yang pertama terpikirkan ketika mendengar karakter bangsa indonesia? Dalam hal ini akan timbul berbagai macam pemikiran,i ya wajar saja karena manusia mempunyai pikiriran yang berbeda-beda tapi kadang kalanya ada yang sama, pendidikan agama dan karakter bangsa maksudnya adalah mengembangkan karakter bangsa yang baik lewat kecerdasan spiritual atau lewat keagamaan dengan jalan pendidikan, dalam perguruan tinggi sudah ditetapkan oleh pemerintah bahwa harus ada 1 mata kuliah yang membahas tentang agama kecuali kalau matakuliah dalam perguruan tinggi islam,yang sebagaian besar adalah mata kuliah agama, sekarang ini mahasiswa sangat kurang pemahaman terhadap agama padahal agama selalu membawa kejalan yang baik, bayangkan seandainya karakter bangsa terbentuk tanpa adanya unsur keagamaan bagi masyarakatnya, dalam studi keagamaan yang pernah dilakukan membuktikan bahwa agama sangat menekan angka kejahatan, banyak menyadarkan orang, bisa merubah karakter manusia, dan bisa membentuk karakter yang baik bagi manusia khususnya dan umumnya bagi bangsa.
Mengembangkan karakter bangsa lewat dunia pendidikan sangatlah efektif karena manusia yang banyak menerima ilmu atau banyak menerima masukan pada diri mereka dari dunia pendidikan, tapi tidak semua pendidikan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter manusia, disini salah satu pendidikan yang sangat berpengaruh dengan berkembangnya karakter manusia adalah pendidikan agama. Sedangkan karakter bangsa dapat dilihat dari karakter manusia yang menghuni bangsa tersebut, jadi sangat jelas hubungan antara pendidikan agama dengan karakter bangsa, pendidikan agama memberi manusia pelajaran tentang agama, tentang cara beribadah, cara berkelakuan yang baik, cara bermasyarakat, mengandung syarat yang baik dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, maka secara otomatis atas membentuk karakter yang baik pula pada yang menganut dan mentaatinya, sedangkan yang mentaati atau yang menganutnya adalah manusia yang mempunyai bangsa, dalam hal ini adalah bangsa indonesia, bangsa indonesia dapat dilihat karakternya adalah dari manusianya atau masyarakatnya. Maka pendidikan agama menjadi sangat penting dalam mengembangkan karakter bangsa.
PENDEKATAN PENDIDIKAN
Aspek pendidikan adalah aspek terpenting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan mengukur kualitas pendidikan, maka kita dapat melihat potret bangsa yang sebenarnya, karena aspek pendidikanlah yang menentukan masa depan seseorang, apakah dia dapat memberikan suatu yang membanggakan bagi bangsa dan dapat mengembalikan jati diri bangsa atau sebaliknya. Salah satunya adalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia terutama pada perguruan tinggi selalu tidak lepas dari berbagai tantangan mulai dari tantangan dari luar ataupun dari dalam, dari dalam sebagai contoh manusia itu sendiri, dalam perguruan tinggi kita tau sendiri mahasisiwa mempunyai watak dan karakter yang berbeda-beda, ada yang sangat antusias memperhatikan mata kuliah pendidikan gama tapi ada juga yang acuh terhadap pendidikan agama bahkan ada yang meremehkan. Sementara tantangan dari luar seperti perubahan kurikulum dan sumber daya manusia, implikasi perubahan sosial politik, perubahan kebijakan pemerintah, globalisasi. Semua tantangan pendidikan Islam tersebut terkait satu sama lain.
Kurikulum yang kini dijalankan di lembaga pendidikan Islam, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah, masih banyak menggunakan model lama. Tantangan lainnya berkaitan dengan stigma baru yang mendera lembaga-lembaga pendidikan agama. Sekarang ini lembaga pendidikan Islam mendapat citra baru, yakni mengajarkan radikalisme. Padahal kalau diperiksa tidak semua pesantren mengajarkan pendidikan dengan orientasi yang mengarahkan peserta didik berbuat radikal. Islam agama damai dan menyejukkan (hanif) mesti tetap menjadi pesan pokok pengajaran mulai dari tingkat ibtidaiyah sampai perguruan tinggi. Radikalisme dalam pengajaran biasanya memunculkan radikalisme dalam tindakan.
Sementara itu kita tau sendiri bahwa dunia dunia pendidikan di indonesia sekarang ini lebih mengutamakan pendidikan yang menyangkut teknologi maka pendidikan agamapun mulai tersingkirkan, sebagai bukti banyak orang terutama mahasisiwa perguruan tinggi yang berprestasi dalam bidang yang sesuai dengan jurusanya tapi hampir 0% yang berprestasi dalam bidang agama, apa itu wajar sebagai umat islam di indonesia adalah sebagai agama terbesar.
Apakah globalisasi merupakan tantangan dalam pendidikan agama? Jawabanya jelas iya, karena perubahan kurikulum, kebijakan pemerintah, politik, materi pembelajaran semua bisa berubah karena globalisasi, pemerintah cenderung mengikuti perkembangan zaman dan dunia pendidikan mau tidak mau juga harus ikut termasuk pendidikan agama, dan dampak yang jelas dari globalisasi pada pendidikan agama dapat dilihat dari hal yang disampaikan oleh dosen pada perguruan tinggi, sebelum globalisasi materinya kebanyakan hanya tentang fikih, namun setelah masuk era globalisasi materinya tentang akhlak, tentang cara mempertahankan iman di era globalisasi, yang intinya adalah materinya berisi tentang hal-hal yang lebih mendalam tentang islam, seperti tantang tauhid dan lain-lain.
Faktor lain yang menjadikan sebuah tantangan dalam pendidikan agama di indonesia adalah dana yang tersedia untuk pendidikan, faktor kelaikan tenaga pendidik, dan faktor lingkungan yang mendukung bagi penyelenggaraan pendidikan. Pertama, dana adalah hal yang sangat penting dan mutlak diperlukan untuk memajukan suatu pendidikan, peran pemerintah harus serius dalam mengadakan dana/ anggaran pendidikan terutama pendidikan agama, tidak hanya untuk bangunan, tapai juga untuk pembelian buku, dana fasilitas penunjang belajar lain. Kedua, kelalaian tenaga pendidik, hal ini sering terjadi pada daerah terpencil yang banyak kekeurangan tenaga pendidik sehingga ada guru yang merangkap mengajar matapelajaran yang sama walaupun ditingkat perguruan tinggi, itu juga yang menyebabkan materi matakuliah tidak tersampaikan secara maksimal dan akibatnya timbul kelalaian juga ketidak pahaman pada mahasiswa. Terkahir, faktor lingkungan, ini adalah faktor dimana yang sangat menentukan dalam pendidikan, karena pendidikan yang sudah berjalnpun dapat terputus jika lingkngan yang tidak mendukung, seperti lingkungan bermain, lingkungan tempat tinggal dalam hal ini saya ibaratkan dikos-koskan karena kaitanya dengan pembahasan di perguruan tinggi, jika dilingkungan terdapat kemewahan, segalanya mudah dan hanya berisi kesenangan, mahasisiwa cenderung malas dalam melaksakan sesuatu yang berbau berpikir tentang pelajaran terutama pendidikan agama. Oleh sebab itu lingkungan adlah faktor yang sangat menentukan dan sekaligus menjadi tantangan terberat dalam dunia pendidikan termassuk pendidikan agama dalam mengembangkan karakter bangsa terutama di perguruan tinggi yang sebagaian besar mehasisiwanya adalah anak kos-kosan.
Pada hakikatnya pendidikan agama harusnya sangat berperan penting dalam mengembangkan karakter bangsa karena jikalau karakter-karakter yang diajarkan islam dapat dipahami dan diterima dengan baik, maka bangsa ini pun menjadi bangsa yang kuat terutama dalam hal keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan, sebagai wujud kepedulian agama islam dalam pendidikan di indonesia saat ini sudah banyak sekolah-sekolah, kampus-kampus yang didirikan oleh organisasi islam seperti muhammdiah, maarif NU dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk memngembangkan karakter anak bangsa agar menjadi bangsa yang kuat dan berorientasi pada ketuhanan YME.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan agama pada perguruan tinggi sekarang ini tidaklah mudah seperti yang yang dibayangkan , di indonesia tantangan demi tantangan dihadapi seperti perubahan kurikulum, globalisasi yang malanda indonesia, modernitas yang semakin meluas bahkan sampai kepelosok, dana yang tidak mencukupi, lingkungan yang kurang mendukung , dan lain-lain. Maka dalam mengembangkan karakter bangsa lewat pendidikan agamapun akan semakin sulit.
Saran
Untuk menyempurnakan makalah yang kami buat, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca maupun dari pihak lain dan dapat disampaikan lewat dosen mata kuliah kami atau langsung ke saya.
Demikian makalah yang kami buat, apabila ada keslahan itu semata-mata dari kami dan apabila ada kelebihan itu semata-mata dari Alloh Swt, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
DARTAR PUSTAKA
Tim visimedia, 2008, UUD 1945, visimedia hal.34
Junaidi, 2011, Studi Agama Di Perguruan Tinggi: jilid 1, hal.47
Junaidi, 2011, Studi Agama Di Perguruan Tinggi: jilid 2, hal.63
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, atas rahmat Alloh Yang Maha Esa, makalah tentang “TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA” telah selesai disusun. Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu syarat mata pendidikan agama dan sebagai tugas akhir penelitian pengganti UAS yang berisi tentang masalah yang dihadapi dalam menyapaikan pendidikan agama pada perguruam tinggi dan beberapa solusinya. Terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu bpk Junaidi Idrus, S.Ag, M.Hum selaku dosen mata kuliah agama yang sudah memberi pentunjuk & pemaparan juga penjelasan tentang pembuatan makalah ini. Dan kepada para narasumber yang telah berperan besar dalam penyusunan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
Demikian kata pengantar dari kami, atas perhatianya kami ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan berasal dari kata “didik” yang artinya mengajar sedangkan pendidikan dapat kita artikan sebagai pengajaran atau lebih tepatnya belajar mengajar yang dilakukan oleh orang yang diberi pengajaran dan orang yang mengajar. Dalam arti luas diterangkan sebagai pemberian suatu ilmu atau pengalaman dari orang yang mempunyai ilmu ke orang yang menerima ilmu tersebut, jadi pendidikan tidak harus dalam kontek sekolah, kuliah tapi juga dalam konteks keseharian seperti orang tua memberi pendidikan kepada anak tentang cara makan yang benar.
Dan fungsi pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TUHAN Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan agama secara tern “agama” eksistensinya dalam masyarakat agama sudah sudah begitu populer, namun sulit dirumuskan pengertianya. Ahli tafsir indonesia quraisy shihab misalnya mengatakan bahwa agama sebagai sebuah tern yang relatif mudah diucapka tapi sulit diartikan. Namun pada pendapat lain misalnya pendapat menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia agama adalah aturan atau tatacara hidup manusia dalam hubunganya dengan tuhan dan sesamanya. Jadi agama berupa keyakinan dalam diri hati manusia atau individu yang dimiliki karena adanya keyakinan terhadap tuhan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama adalah proses penyampaian pengalaman atau ilmu kepada suatu yang diberi ilmu atau suatu objek baik melalui pengajaran formal atau non-formal yang berupa ilmu tentang keyakinan terhadap tuhan dan tatacara untuk mndekatkan diri kepada tuhanya.
B. Pengertian Karakter Bangsa
Karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang artinya cetak biru, format dasar, sidik, sperti, dalam sidik jari. Dalam pendapat lain karakter dapat dipahami sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu saja atu telah ada begitu saja, atau sebagai tingkat kekuatan melalui seorang individu atau kelompok dalam dalam menguasai kondisi tertentu. Suatu karakter dapat dilihat dari sesuatu yang sedang dikerjakan jadi karakter seseorang terlihat jika sedang melakukan sesuatu, misal jika sedang sepak bola, karakter pemain bisa terlihat jika sedang bermain misal karakternnya menyerang terus, contoh lain dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang karakternya tidak bisa diam, crewet, terus keras kepal, hal tersebut terlihat dari kelakuanya sehari-hari.
Sedangkan Menurut Rawink, bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu pada satu wilayah dan memunyai keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan terletak dalam geografis tertentu. Suatu bangsa biasanya mempunyai ciri khas tersendiri tergantung masyarakat yang mendiaminya, ciri khas tersebut dapat berupa kebiasaan atau adat, dapat berupa sikap yang diperlihatkan, tingkah laku atau cara berpenampilan dan lain-lain.
Jadi karakter bangsa adalah hal yang menonjol yang menandakan ciri khas suatu kelompok atau bangsa berupa kebiasaan, adab, tingkah laku dan sifat kebanyakan dari masyarakat tersebut dalam melakukan atau memperlakukan sesuatu. Sebagai contoh yang sering kita tau karakter bangsa indonesia adalah ramah, suka gotong royong, halus, pantang menyerah. Hal tersebut terlihat karena kebanyakan masyarakat indonesia mempunyai krakter tersebut dalam melakukan atau memperlakukan sesuatu atau seseorang. Jadi karakter suatu bangsa tergantung dari karakter kebanyakan masyarakatnya.
C. Hubungan Antara Pendidikan Agama Dengan Karakter Bangsa
Jika kita mendengar kata pendidikan, apa yang pertama terlinntas pada pikiran kita? Pastinya ilmu, pelajaran, sekolah kan?lalu apa yang pertama terpikirkan ketika mendengar karakter bangsa indonesia? Dalam hal ini akan timbul berbagai macam pemikiran,i ya wajar saja karena manusia mempunyai pikiriran yang berbeda-beda tapi kadang kalanya ada yang sama, pendidikan agama dan karakter bangsa maksudnya adalah mengembangkan karakter bangsa yang baik lewat kecerdasan spiritual atau lewat keagamaan dengan jalan pendidikan, dalam perguruan tinggi sudah ditetapkan oleh pemerintah bahwa harus ada 1 mata kuliah yang membahas tentang agama kecuali kalau matakuliah dalam perguruan tinggi islam,yang sebagaian besar adalah mata kuliah agama, sekarang ini mahasiswa sangat kurang pemahaman terhadap agama padahal agama selalu membawa kejalan yang baik, bayangkan seandainya karakter bangsa terbentuk tanpa adanya unsur keagamaan bagi masyarakatnya, dalam studi keagamaan yang pernah dilakukan membuktikan bahwa agama sangat menekan angka kejahatan, banyak menyadarkan orang, bisa merubah karakter manusia, dan bisa membentuk karakter yang baik bagi manusia khususnya dan umumnya bagi bangsa.
Mengembangkan karakter bangsa lewat dunia pendidikan sangatlah efektif karena manusia yang banyak menerima ilmu atau banyak menerima masukan pada diri mereka dari dunia pendidikan, tapi tidak semua pendidikan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter manusia, disini salah satu pendidikan yang sangat berpengaruh dengan berkembangnya karakter manusia adalah pendidikan agama. Sedangkan karakter bangsa dapat dilihat dari karakter manusia yang menghuni bangsa tersebut, jadi sangat jelas hubungan antara pendidikan agama dengan karakter bangsa, pendidikan agama memberi manusia pelajaran tentang agama, tentang cara beribadah, cara berkelakuan yang baik, cara bermasyarakat, mengandung syarat yang baik dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, maka secara otomatis atas membentuk karakter yang baik pula pada yang menganut dan mentaatinya, sedangkan yang mentaati atau yang menganutnya adalah manusia yang mempunyai bangsa, dalam hal ini adalah bangsa indonesia, bangsa indonesia dapat dilihat karakternya adalah dari manusianya atau masyarakatnya. Maka pendidikan agama menjadi sangat penting dalam mengembangkan karakter bangsa.
PENDEKATAN PENDIDIKAN
Aspek pendidikan adalah aspek terpenting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan mengukur kualitas pendidikan, maka kita dapat melihat potret bangsa yang sebenarnya, karena aspek pendidikanlah yang menentukan masa depan seseorang, apakah dia dapat memberikan suatu yang membanggakan bagi bangsa dan dapat mengembalikan jati diri bangsa atau sebaliknya. Salah satunya adalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia terutama pada perguruan tinggi selalu tidak lepas dari berbagai tantangan mulai dari tantangan dari luar ataupun dari dalam, dari dalam sebagai contoh manusia itu sendiri, dalam perguruan tinggi kita tau sendiri mahasisiwa mempunyai watak dan karakter yang berbeda-beda, ada yang sangat antusias memperhatikan mata kuliah pendidikan gama tapi ada juga yang acuh terhadap pendidikan agama bahkan ada yang meremehkan. Sementara tantangan dari luar seperti perubahan kurikulum dan sumber daya manusia, implikasi perubahan sosial politik, perubahan kebijakan pemerintah, globalisasi. Semua tantangan pendidikan Islam tersebut terkait satu sama lain.
Kurikulum yang kini dijalankan di lembaga pendidikan Islam, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah, masih banyak menggunakan model lama. Tantangan lainnya berkaitan dengan stigma baru yang mendera lembaga-lembaga pendidikan agama. Sekarang ini lembaga pendidikan Islam mendapat citra baru, yakni mengajarkan radikalisme. Padahal kalau diperiksa tidak semua pesantren mengajarkan pendidikan dengan orientasi yang mengarahkan peserta didik berbuat radikal. Islam agama damai dan menyejukkan (hanif) mesti tetap menjadi pesan pokok pengajaran mulai dari tingkat ibtidaiyah sampai perguruan tinggi. Radikalisme dalam pengajaran biasanya memunculkan radikalisme dalam tindakan.
Sementara itu kita tau sendiri bahwa dunia dunia pendidikan di indonesia sekarang ini lebih mengutamakan pendidikan yang menyangkut teknologi maka pendidikan agamapun mulai tersingkirkan, sebagai bukti banyak orang terutama mahasisiwa perguruan tinggi yang berprestasi dalam bidang yang sesuai dengan jurusanya tapi hampir 0% yang berprestasi dalam bidang agama, apa itu wajar sebagai umat islam di indonesia adalah sebagai agama terbesar.
Apakah globalisasi merupakan tantangan dalam pendidikan agama? Jawabanya jelas iya, karena perubahan kurikulum, kebijakan pemerintah, politik, materi pembelajaran semua bisa berubah karena globalisasi, pemerintah cenderung mengikuti perkembangan zaman dan dunia pendidikan mau tidak mau juga harus ikut termasuk pendidikan agama, dan dampak yang jelas dari globalisasi pada pendidikan agama dapat dilihat dari hal yang disampaikan oleh dosen pada perguruan tinggi, sebelum globalisasi materinya kebanyakan hanya tentang fikih, namun setelah masuk era globalisasi materinya tentang akhlak, tentang cara mempertahankan iman di era globalisasi, yang intinya adalah materinya berisi tentang hal-hal yang lebih mendalam tentang islam, seperti tantang tauhid dan lain-lain.
Faktor lain yang menjadikan sebuah tantangan dalam pendidikan agama di indonesia adalah dana yang tersedia untuk pendidikan, faktor kelaikan tenaga pendidik, dan faktor lingkungan yang mendukung bagi penyelenggaraan pendidikan. Pertama, dana adalah hal yang sangat penting dan mutlak diperlukan untuk memajukan suatu pendidikan, peran pemerintah harus serius dalam mengadakan dana/ anggaran pendidikan terutama pendidikan agama, tidak hanya untuk bangunan, tapai juga untuk pembelian buku, dana fasilitas penunjang belajar lain. Kedua, kelalaian tenaga pendidik, hal ini sering terjadi pada daerah terpencil yang banyak kekeurangan tenaga pendidik sehingga ada guru yang merangkap mengajar matapelajaran yang sama walaupun ditingkat perguruan tinggi, itu juga yang menyebabkan materi matakuliah tidak tersampaikan secara maksimal dan akibatnya timbul kelalaian juga ketidak pahaman pada mahasiswa. Terkahir, faktor lingkungan, ini adalah faktor dimana yang sangat menentukan dalam pendidikan, karena pendidikan yang sudah berjalnpun dapat terputus jika lingkngan yang tidak mendukung, seperti lingkungan bermain, lingkungan tempat tinggal dalam hal ini saya ibaratkan dikos-koskan karena kaitanya dengan pembahasan di perguruan tinggi, jika dilingkungan terdapat kemewahan, segalanya mudah dan hanya berisi kesenangan, mahasisiwa cenderung malas dalam melaksakan sesuatu yang berbau berpikir tentang pelajaran terutama pendidikan agama. Oleh sebab itu lingkungan adlah faktor yang sangat menentukan dan sekaligus menjadi tantangan terberat dalam dunia pendidikan termassuk pendidikan agama dalam mengembangkan karakter bangsa terutama di perguruan tinggi yang sebagaian besar mehasisiwanya adalah anak kos-kosan.
Pada hakikatnya pendidikan agama harusnya sangat berperan penting dalam mengembangkan karakter bangsa karena jikalau karakter-karakter yang diajarkan islam dapat dipahami dan diterima dengan baik, maka bangsa ini pun menjadi bangsa yang kuat terutama dalam hal keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan, sebagai wujud kepedulian agama islam dalam pendidikan di indonesia saat ini sudah banyak sekolah-sekolah, kampus-kampus yang didirikan oleh organisasi islam seperti muhammdiah, maarif NU dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk memngembangkan karakter anak bangsa agar menjadi bangsa yang kuat dan berorientasi pada ketuhanan YME.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan agama pada perguruan tinggi sekarang ini tidaklah mudah seperti yang yang dibayangkan , di indonesia tantangan demi tantangan dihadapi seperti perubahan kurikulum, globalisasi yang malanda indonesia, modernitas yang semakin meluas bahkan sampai kepelosok, dana yang tidak mencukupi, lingkungan yang kurang mendukung , dan lain-lain. Maka dalam mengembangkan karakter bangsa lewat pendidikan agamapun akan semakin sulit.
Saran
Untuk menyempurnakan makalah yang kami buat, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca maupun dari pihak lain dan dapat disampaikan lewat dosen mata kuliah kami atau langsung ke saya.
Demikian makalah yang kami buat, apabila ada keslahan itu semata-mata dari kami dan apabila ada kelebihan itu semata-mata dari Alloh Swt, atas perhatianya kami ucapkan terima kasih.
DARTAR PUSTAKA
Tim visimedia, 2008, UUD 1945, visimedia hal.34
Junaidi, 2011, Studi Agama Di Perguruan Tinggi: jilid 1, hal.47
Junaidi, 2011, Studi Agama Di Perguruan Tinggi: jilid 2, hal.63
0 comments